Dalam beberapa pekan terakhir dan entah sampai kapan akan terus bergulir berita tentang virus corona atau covid-19 yang hampir setiap hari menghiasi hari-hari kita, di televisi, di radio bahkan di seluruh sosial media yang kita miliki tak henti-hentinya memberikan informasi terkait perkembangan virus ini. Entah itu berkenaan jumlah orang yang dinyatakan positif, yang berhasil sembuh dari virus ini atau bahkan yang meninggal dunia sekalipun.
Bila kita mengamati, banyak orang yang merasa tersiksa atau panik terhadap virus yang saat ini menelan ratusan bahkan ribuan jiwa di seluruh dunia. Tidak hanya itu, wabah ini juga menyebabkan aktivitas dan interaksi sosial terbatasi, sekolah dan pesantren-pesantren harus meliburkan siswanya, pabrik-pabrik yang menjadi tempat mayoritas masyarakat Indonesia mengadu nasib demi memenuhi kebutuhan keluarganya harus terpaksa tutup, bahkan di beberapa daerah harus menerapkan Lockdown untuk meminimalisir penularannya yang begitu mudah dan cepat.
Namun realitanya, virus corona bukanlah pandemi yang pertama kali ada di dunia, sebelum pandemi Corona ini ada beberapa virus yang pernah ada bahkan diklaim lebih mematikan dari virus Corona ini. Misalnya kita sebut saja SARS yang diidentifikasi muncul pertama kali di Tiongkok pada tahun 2002 Dan MARS yang didapati muncul pertama kali di Arab Saudi pada tahun 2012.
Dalam Islam sendiri pandemi atau wabah penyakit memang pernah disebut oleh Rasulullah dalam hadis beliau di Musnad Ahmad yaitu:
عَنْ أَبِي مُوسَى قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: فَنَاءُ أُمَّتِي بِالطَّعْنِ وَالطَّاعُون
“Kerusakan umatku adalah disebabkan tombak (peperangan) dan Tho’un (Pandemi).”
(Musnad Ahmad, Maktabah Muassasatur Risalah 32/293)
Di wilayah kekuasaan atau negara Islam juga pernah beberapa kali terjadi Tho’un atau wabah penyakit yang menyerang banyak orang waktu itu. Semisal yang dituturkan oleh Abu al-Hasan al-Mada’ini dalam kitab Badzlu al-Ma’un Fi Fadhli Tho’un mengatakan bahwa dalam sejarah islam setidaknya ada 5 pandemi yang paling besar dan masyhur yang pernah terjadi yaitu:
1. Tho’un Syirawaih yang terjadi di zaman Rasulullah SAW
2. Tho’un ‘Amwas yang terjadi di zaman Sahabat Umar Bin Khattab RA. Di Syam dan menelan korban sekitar 25 Ribu Jiwa. Beberapa Sahabat juga ada yang meni
nggal karna Tho’un ‘Amwas ini seperti sahabat Muadz Bin Jabal, Yazid Bin abi sufyan Dan lain lain.
3. Tho’un Al-Jarif yang terjadi pada tahun 69 H. disebut Tho’un Jarif karna wabah ini menelan korbannya seperti banjir menyapu bersih sesuatu yang dilaluinya.
4. Tho’un al-Fatayat yang terjadi pada tahun 87 H. Disebut
demikian, karna saat itu wabah ini menyerang kebanyakan adalah perempuan yang masih belia.
5. Tho’un Asyraf, Disebut dengan Al-asyraf karna wabah ini menelan korban yang kebanyakan adalah orang-orang terhormat.
Dan masih banyak lagi wabah atau Tho’un yang pernah terjadi di dunia islam yang tidak bisa kami sebutkan semuanya. Namun yang perlu kita perhatikan adalah bahwa wabah penyakit pasti akan berakhir. Maka, kira-kira kapankah wabah Virus Corona ini akan berakhir?. Dalam hal ini Ibnu Hajar al-Astqolany berpendapat:
كانتْ الطواعينُ الماضِيةُ تقعُ في فصْلِ الرَبِيعِ بعدَ انْقِضَاءِ الشِتاءِ وترْتَفـَعُ في أوّلِ الصَّيْفِ
“Tho’un yang pernah terjadi dahulu muncul saat musim semi setelah
habisnya musim dingin dan akan berakhir di awal musim panas”
(Badzlul Al-Ma’un Fi Fadhli Tho’un, Riyadh :Darul Ashimah. Hal. 369)
Maka dari keterangan di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa apa yang terjadi pada kita saat ini adalah sama dengan apa yang pernah terjadi di masa lampau, maka setid
aknya kita bisa sedikit belajar dari sejarah yang pernah ada, tanpa perlu panik atau ketakutan yang berlebihan dan merupakan kewajiban seorang muslim untuk mengimani bahwa yang terjadi saat ini adalah kehendak dan ketetapan Allah SWT. Dan apa yang menjadi argumen Ibnu Hajar al-Astqolani di atas sesuai dengan pendapat para pakar di Indonesia, yang mempredikai bahwa wabah Covid-19 atau virus Corona ini akan berakhir pada pertengahan bulan April atau bertepatan dengan musim panas nanti. Wallahu A’lam.
Ditulis Oleh: Mochammad Faiz Nur Ilham